Alone. Kata yang pantas
untuk seorang introvert. Dimana-mana selalu sendiri, selalu menyendiri. Tak ada
sedikit kata basa basi pun yang keluar dari mulutnya, hanya untuk bercanda
ataupun saling kenal pada orang baru. Tak ada aksi candaan yang menarik
perhatian orang di sekitar, kecuali ia menyukainya. Tak ada pencitraan. Meski
sebenarnya sedang ia lakukan. Atau juga sedang diusahakan.
Di lingkungan sekolah,
mungkin ia adalah orang yang paling bijaksana. Itu karena ia pendiam
satu-satunya. Untuk soal kepintaran, tentu ia adalah orang yang pintar di
sekolah. Itu karena ia interovert. Tentu ia berfikir, “bagaimana saya bisa
punya teman, sedangkan saya ini pendiam”. Dan satu-satunya yang bisa ia lakukan
adalah membuat ia diperhatikan karena karyanya, karena keahliannya, karena
kecerdasannya, atau juga karena kecekatannya. Meski begitu, kadang ia tetap
tidak juga mendapat perhatian, melainkan diacuhkan teman-temannya. Di situ, ia
masih mengidap kata “Alone”.
Di rumah, ia hanya bisa
terus main game. Atau juga menonton TV. Bersenang-senang di rumah sendirian,
tanpa ada sosialisasi dengan teman-temannya. Paling-paling hanya mengobrol
dengan orang tuanya atau juga saudara kakak/adiknya. Itu juga jika ia
mempunyainya. Tapi ia tidak peduli. Selama ia senang, ia tidak peduli akan
mempunyai teman atau tidak. Saat masih di bangku sekolah mungkin ia belum
mengerti, kalau ia butuh teman untuk menjalani hidup. Karena itulah ia lebih
asik sendirian. Dan pada saat ia sudah mengerti, di situ lah ia mulai merasa
sendirian.
Saat sudah bekerja pun
masih sama, masih selalu merasa sendiri. Ada juga yang sudah berubah.
Tiap hari, tiap saat, tiap
waktu masih sendiri, masih mengidap kata “Alone”. Bukan karena ia tidak suka
dengan keramaian, tentu ia menyukainya, ia menginginkannya. Ia ingin bisa ber-sosialisasi
dengan orang-orang. Ia ingin mempunyai teman. Ia juga mau ada orang-orang yang
memperhatikannya, karena karyanya. Namun, ia kadang canggung. Tidak mampu
melontarkan basa basi atau juga aksi menarik yang mampu ia jadi menarik di mata
orang-orang. Ia butuh seseorang. Untuk membantunya berkomunikasi dengan
orang-orang.
Siklus kehidupannya masih
tidak berubah. Setiap hari melakukan kegiatan yang sama. Berkarya, bekerja,
tidur, makan, main game, berkarya, bekerja, tidur, makan, main game dan
seterusnya. Tanpa seorang teman bersamanya. Itu, mungkin karena ia tidak
menarik di mata teman-temannya. Atau juga, karena ia tidak menyukai
teman-temannya. Padahal hidup bukan untuk diri sendiri, ia butuh hidup
ber-sosialisasi dengan orang-orang. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian.
Tentu ia mengetahuinya. Mungkin lagi karena ia seorang introvert. Ia seorang yang
pendiam.
Kadang ia mempunyai sifat
iri terhadap orang yang mudah menjadi pusat perhatian. Ia menjadi minder. Ia
ingin menjadi orang yang seperti itu. Orang yang mudah sekali ber-sosialisasi
terhadap orang baru. Kerap kali ia mencobanya, menirukan gaya orang lain alias
menjadi orang lain. Namun, apa daya yang didapatkannya, yang didapatkannya
malah jadi tidak disukai orang-orang. Sifat pendiamnya menjadi lebih parah.
Bukan akibat dari ia berusaha mencoba berubah, tapi karena ia mencoba menjadi
orang lain. Ia sadar, bahwa hidup juga bukan tentang disukai orang-orang, tapi
juga menjadi diri sendiri. Sampai di situ, ia masih tetap mengidap kata
“Alone”.
Yang masih terus dilakukan
oleh orang introvert adalah, terus berkarya, meski tanpa seorang teman. Terus
berusaha, meski ia sendirian. Ia tidak mempedulikan orang yang tidak mengerti
dirinya, yang ia butuhkan dan lakukan adalah untuk mencoba mengerti orang lain.
Meski harus mendapat omongan, meski harus tidak disukai, tetap tidak perlu
mempedulikan hal yang seperti itu. Karena yang ia impikan adalah untuk bisa
disenangi orang-orang dan diperhatikan bukan karena gayanya, melainkan apa yang
sudah ia lakukan. Itulah orang baik sebenarnya. Tapi tidak semua orang
introvert seperti itu.
Sebernarnya tidak ada yang
salah menjadi introvert, orang introvert juga sama seperti yang lain. Sama-sama
tidak bisa selamanya hidup sendirian. Selama orang itu terus berbuat baik,
terus menjadi diri sendiri, dan lebih baik lagi jika orang itu terus berkarya,
maka, yang salah itu orang-orang yang tidak mengerti dirinya.
Jangan pernah "berubah" menjadi orang lain, karena "berubah" itu cuma di Power Rangers.
Saya termasuk yg demikian mas. Temenya dikit dan itu2 aja. Tenang saja semua punya jalanya masing2. Asal tetap bersyukur dan berusaha sebaik2nya. Kunjungan balik dari www.afrizalr.com. salam kenal
BalasHapusIya, bener gan. Yang penting terus berbuat baik. Ok, salam kenal😀
HapusSetidaknya introvert masih mau berteman dan punya teman yang bisa diajak main, daripada anti sosial yang menjauhi semua orang.
BalasHapusDitunggu kunjungan baliknya ke www.tekno-bytes.com. Terima kasih~
Bener juga, jadi gak ada salahnya jadi introvert ntu.
HapusSiap, gan.
Ya kadang saya sendiri juga pernah merasakan hal yang demikian walau tanpa kita sadari. Merasa sendiri tanpa ada yang menemani. Alone...
BalasHapusYa, begitu lah introvert. Kita tidak menyadari nya.
Hapusapakah kamu introvert? kayaknya sih, tiap manusia punya sisi introvert dan extrovert cuma lebih dominan ke mananya aja. aku menikmati sosialisasi tp juga sangat menikmati waktu sendiri :D
BalasHapusjadi betul aku juga stuju , jangan berubah krn orang lain :)
Makasih sudah berkunjung gan.
Hapus