Jumat, 10 Mei 2019

Introvert


Alone

Alone. Kata yang pantas untuk seorang introvert. Dimana-mana selalu sendiri, selalu menyendiri. Tak ada sedikit kata basa basi pun yang keluar dari mulutnya, hanya untuk bercanda ataupun saling kenal pada orang baru. Tak ada aksi candaan yang menarik perhatian orang di sekitar, kecuali ia menyukainya. Tak ada pencitraan. Meski sebenarnya sedang ia lakukan. Atau juga sedang diusahakan.

Di lingkungan sekolah, mungkin ia adalah orang yang paling bijaksana. Itu karena ia pendiam satu-satunya. Untuk soal kepintaran, tentu ia adalah orang yang pintar di sekolah. Itu karena ia interovert. Tentu ia berfikir, “bagaimana saya bisa punya teman, sedangkan saya ini pendiam”. Dan satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah membuat ia diperhatikan karena karyanya, karena keahliannya, karena kecerdasannya, atau juga karena kecekatannya. Meski begitu, kadang ia tetap tidak juga mendapat perhatian, melainkan diacuhkan teman-temannya. Di situ, ia masih mengidap kata “Alone”.

Di rumah, ia hanya bisa terus main game. Atau juga menonton TV. Bersenang-senang di rumah sendirian, tanpa ada sosialisasi dengan teman-temannya. Paling-paling hanya mengobrol dengan orang tuanya atau juga saudara kakak/adiknya. Itu juga jika ia mempunyainya. Tapi ia tidak peduli. Selama ia senang, ia tidak peduli akan mempunyai teman atau tidak. Saat masih di bangku sekolah mungkin ia belum mengerti, kalau ia butuh teman untuk menjalani hidup. Karena itulah ia lebih asik sendirian. Dan pada saat ia sudah mengerti, di situ lah ia mulai merasa sendirian.

Saat sudah bekerja pun masih sama, masih selalu merasa sendiri. Ada juga yang sudah berubah.

Tiap hari, tiap saat, tiap waktu masih sendiri, masih mengidap kata “Alone”. Bukan karena ia tidak suka dengan keramaian, tentu ia menyukainya, ia menginginkannya. Ia ingin bisa ber-sosialisasi dengan orang-orang. Ia ingin mempunyai teman. Ia juga mau ada orang-orang yang memperhatikannya, karena karyanya. Namun, ia kadang canggung. Tidak mampu melontarkan basa basi atau juga aksi menarik yang mampu ia jadi menarik di mata orang-orang. Ia butuh seseorang. Untuk membantunya berkomunikasi dengan orang-orang.

Siklus kehidupannya masih tidak berubah. Setiap hari melakukan kegiatan yang sama. Berkarya, bekerja, tidur, makan, main game, berkarya, bekerja, tidur, makan, main game dan seterusnya. Tanpa seorang teman bersamanya. Itu, mungkin karena ia tidak menarik di mata teman-temannya. Atau juga, karena ia tidak menyukai teman-temannya. Padahal hidup bukan untuk diri sendiri, ia butuh hidup ber-sosialisasi dengan orang-orang. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian. Tentu ia mengetahuinya. Mungkin lagi karena ia seorang introvert. Ia seorang yang pendiam.

Kadang ia mempunyai sifat iri terhadap orang yang mudah menjadi pusat perhatian. Ia menjadi minder. Ia ingin menjadi orang yang seperti itu. Orang yang mudah sekali ber-sosialisasi terhadap orang baru. Kerap kali ia mencobanya, menirukan gaya orang lain alias menjadi orang lain. Namun, apa daya yang didapatkannya, yang didapatkannya malah jadi tidak disukai orang-orang. Sifat pendiamnya menjadi lebih parah. Bukan akibat dari ia berusaha mencoba berubah, tapi karena ia mencoba menjadi orang lain. Ia sadar, bahwa hidup juga bukan tentang disukai orang-orang, tapi juga menjadi diri sendiri. Sampai di situ, ia masih tetap mengidap kata “Alone”.

Yang masih terus dilakukan oleh orang introvert adalah, terus berkarya, meski tanpa seorang teman. Terus berusaha, meski ia sendirian. Ia tidak mempedulikan orang yang tidak mengerti dirinya, yang ia butuhkan dan lakukan adalah untuk mencoba mengerti orang lain. Meski harus mendapat omongan, meski harus tidak disukai, tetap tidak perlu mempedulikan hal yang seperti itu. Karena yang ia impikan adalah untuk bisa disenangi orang-orang dan diperhatikan bukan karena gayanya, melainkan apa yang sudah ia lakukan. Itulah orang baik sebenarnya. Tapi tidak semua orang introvert seperti itu.

Sebernarnya tidak ada yang salah menjadi introvert, orang introvert juga sama seperti yang lain. Sama-sama tidak bisa selamanya hidup sendirian. Selama orang itu terus berbuat baik, terus menjadi diri sendiri, dan lebih baik lagi jika orang itu terus berkarya, maka, yang salah itu orang-orang yang tidak mengerti dirinya.


Introvert


Jangan pernah "berubah" menjadi orang lain, karena "berubah" itu cuma di Power Rangers.





8 komentar:

  1. Saya termasuk yg demikian mas. Temenya dikit dan itu2 aja. Tenang saja semua punya jalanya masing2. Asal tetap bersyukur dan berusaha sebaik2nya. Kunjungan balik dari www.afrizalr.com. salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bener gan. Yang penting terus berbuat baik. Ok, salam kenal😀

      Hapus
  2. Setidaknya introvert masih mau berteman dan punya teman yang bisa diajak main, daripada anti sosial yang menjauhi semua orang.

    Ditunggu kunjungan baliknya ke www.tekno-bytes.com. Terima kasih~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener juga, jadi gak ada salahnya jadi introvert ntu.

      Siap, gan.

      Hapus
  3. Ya kadang saya sendiri juga pernah merasakan hal yang demikian walau tanpa kita sadari. Merasa sendiri tanpa ada yang menemani. Alone...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, begitu lah introvert. Kita tidak menyadari nya.

      Hapus
  4. apakah kamu introvert? kayaknya sih, tiap manusia punya sisi introvert dan extrovert cuma lebih dominan ke mananya aja. aku menikmati sosialisasi tp juga sangat menikmati waktu sendiri :D

    jadi betul aku juga stuju , jangan berubah krn orang lain :)

    BalasHapus

Kalo mau hujat juga gpp koq, kasih komentar terburuk anda..

komentar reply