Kalian
sudah pasti kenal dong artis-artis papan atas Indonesia seperti Raffi Ahmad,
Sule, Dedi Corbuzier, Andre Taulani, Syahrini dan masih banyak lagi. Karir
mereka sudah melonjak tinggi di dunia enterteiment sudah sejak lama, mulai dari awal mereka
berkarir di era 90-an sampai sekarang saat ini. But, you know? Kebanyakan dari
mereka sebenarnya berasal dari anak-anak kampung. Ya, Kampung. Mendengar kata
kampung saja sudah terpikirkan di pikiran kita, kalau mereka itu berasal dari
kalangan orang susah. Bukan cuma artis enterteiment saja, bahkan Penyanyi,
Atlet, Pemain film juga kebanyakan berasal dari orang kampung.
Tapi disini gua gak bakal bahas tentang mereka, karena ngapain juga ngomongin mereka ? Mending ngomongin tentang gua. Hehe ngga lah, becanda... tapi SERIUS. Silahkan untuk kalian simak baik-baik.
Tapi disini gua gak bakal bahas tentang mereka, karena ngapain juga ngomongin mereka ? Mending ngomongin tentang gua. Hehe ngga lah, becanda... tapi SERIUS. Silahkan untuk kalian simak baik-baik.
Tinggal di Perkampungan/ Pedesaan
sebenarnya adalah keinginan orang-orang kota, dan tinggal di Perkotaan
sebenarnya adalah keinginan orang-orang kampung. Ya, namanya manusia emang
begitu, selalu merasa kurang dan bosan dari kehidupan yang mereka miliki,
apalagi orang kampung. Hidup susah sudah menjadi tradisi bagi orang kampung,
segala kekurangan, kesusahan, kemiskinan, ketidakpunyaan, kesengsaraan.. Anjir
! Kok malah jadi ngenes banget kedengernya. Nggak lah, kebanyakan hidup mereka
serba kecukupan. Makanya gak sedikit juga dari mereka pergi merantau untuk
mengubah nasib.
Kalian
pasti tau sendiri di tempat kalian khususnya di Jakarta, entah kalian sedang
beli bakso/ belanja/ ke supermarket/ bahkan juga tetangga kalian, kebanyakan
dari mereka bukan berasal dari tempat itu. Untuk kalian yang sudah hidup di
Kota, kalian benar-benar beruntung. Kalian tidak perlu mengalami yang namanya
“Merantau”. Kalau kalian tanya ke orang tua kalian “Seperti apa sih susahnya
merantau?” Well, butuh kalian harus susah seperti orang tua kalian di masa lalu
untuk bisa mengerti.
Gua
juga tinggal di kampung, banyak kisah seru di sana. Ya, meskipun serba
kecukupan juga. Hidup di Kampung juga ada sisi senangnya juga. Percaya gak
percaya, kalo kita punya banyak temen/ akrab dengan seluruh orang-orang disana,
semuanya bisa nganggap kita sebagai saudara. Mereka ngga bakal ngeliat kita itu
pribumi atau bukan, kalau kita mampu bersosialisai atau juga ramah terhadap
mereka, mereka juga bakal merasa sungkan untuk menganggap kita sebagai saudara.
Mulai dari hal kecil kalo bertemu saling bertegur sapa, silaturahmi, dan saling
peduli.
Pekerjaan
orang-orang kampung biasanya jadi Petani (Padi, karet, kelapa sawit, dll). Kalo
gak jadi Petani, ya jadi Buruh pabrik atau juga pergi merantau. Enaknya tinggal
di kampung, udaranya juga masih segar, alami, bebas polusi tidur dan
kita juga masih bisa melihat pemandangan pepohonan yang hijau. Hidup tenang,
aman, nyaman, dan menyenangkan sambil berkumpul bersama orang-orang yang tidak
sibuk dengan dirinya masing-masing. Engga ada tuh yang kalau ingin kumpul
sambil membawa HP. Setiap ingin kumpul ya, mereka cuma membawa niat untuk
bersilaturahmi. Kalau ada masalah/ pertengkaran pasti ada yang membantu untuk menyelesaikan
dan mendamaikan. And you know, yang gua
bicarain itu sebenarnya sewaktu gua masih kecil bukan di jaman sekarang
Gua
ngga tau banyak tentang keadaan di kampung-kampung jaman sekarang ini, tapi
yang pasti suasananya begitu berbeda. Untuk suasana keadaan di Kampung gua memang
sangat berbeda dengan suasana keadaan sewaktu gua masih SD. Di jaman sekarang
ini udah gak ada yang namanya “petak umpet, batu gunung, main gundu,
ucing-ucingan”. Ya pasti kalian sudah tau sendiri kenapa permainan legend itu
sudah hilang. Bahkan orang-orang di kampung gua pun ngga seramai kayak dulu,
ngga tau kenapa padahal orang-orang di kampung gua itu ada banyak. Mungkin mereka
sedang sibuk dengan diri mereka masing-masing.
Di
jaman SD gua dulu mau orang tua, dewasa, anak-anak, setiap sore kemana lagi kalo
bukan ke lapangan untuk bermain bola. Hampir bisa dibilang satu kampung yang
pergi ke lapangan hanya untuk bermain bola. Karena dulu, lapangan itu adalah
ladangnya tempat berkumpul, dan untuk waktu fulltime-nya sudah pasti Adzan
Maghrib. Untuk jaman sekarang mah ngga ada lapangan, semuanya dibangun
pabrik-pabrik, kalau adapun tidak seramai seperti yang dulu.
“JAMAN
NOW”
Di
jaman sekarang ini anak-anak kecil sudah terpengaruh oleh gadget. Pulang
sekolah gadget, mau main bawa gadget, mau boker juga gadget. Dan di gadget itu
pun yang dimainkan apalagi kalau bukan facebook-an, instagram-an, twitter-an,
mobile legends. Ngga ada moral yang kebentuk gitu dari diri mereka. Bahkan
kalian sendiri pun tahu kalau sudah ada anak SD merokok, pacaran.
(Astagfirullah) Gua aja yang udah hidup 18 tahun di dunia ini masih aja
men-single dan belom pernah ngisep rokok.
Sebenarnya
yang salah itu kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anaknya. Untuk para
orang tua, kami tau kalian ingin punya anak yang bisa membanggakan kalian,
agama, maupun bangsa. Namun jika kalian malah memanjakan dan memberikan gadget
kepada anak kalian yang masih butuh bimbingan dan kasih sayang, itu sama saja
seperti kalian menghancurkan generasi penerus bangsa. Indonesia sedang butuh
generasi penerus di masa depan nanti, jika moral anak-anak kita saja sudah
hilang oleh gadget, pacaran, dan kebodohan, tidak tahu jadi apa Indonesia
nantinya.
Gua
berharap semoga di tahun 2019 nanti, anak-anak Indonesia dan khususnya
anak-anak kampung bisa menjadi orang-orang berkualitas dan bisa membanggakan
orang tua, agama, dan juga bangsa. Pokoknya jauh dari kata “Kids jaman now dan
generasi micin”. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kalo mau hujat bolehh..