Sabtu, 03 November 2018

Kampung (Village)

Kalian sudah pasti kenal dong artis-artis papan atas Indonesia seperti Raffi Ahmad, Sule, Dedi Corbuzier, Andre Taulani, Syahrini dan masih banyak lagi. Karir mereka sudah melonjak tinggi di dunia enterteiment  sudah sejak lama, mulai dari awal mereka berkarir di era 90-an sampai sekarang saat ini. But, you know? Kebanyakan dari mereka sebenarnya berasal dari anak-anak kampung. Ya, Kampung. Mendengar kata kampung saja sudah terpikirkan di pikiran kita, kalau mereka itu berasal dari kalangan orang susah. Bukan cuma artis enterteiment saja, bahkan Penyanyi, Atlet, Pemain film juga kebanyakan berasal dari orang kampung.
Tapi disini gua gak bakal bahas tentang mereka, karena ngapain juga ngomongin mereka ? Mending ngomongin tentang gua. Hehe ngga lah, becanda... tapi SERIUS. Silahkan untuk kalian simak baik-baik.

            Tinggal di Perkampungan/ Pedesaan sebenarnya adalah keinginan orang-orang kota, dan tinggal di Perkotaan sebenarnya adalah keinginan orang-orang kampung. Ya, namanya manusia emang begitu, selalu merasa kurang dan bosan dari kehidupan yang mereka miliki, apalagi orang kampung. Hidup susah sudah menjadi tradisi bagi orang kampung, segala kekurangan, kesusahan, kemiskinan, ketidakpunyaan, kesengsaraan.. Anjir ! Kok malah jadi ngenes banget kedengernya. Nggak lah, kebanyakan hidup mereka serba kecukupan. Makanya gak sedikit juga dari mereka pergi merantau untuk mengubah nasib. 

Kalian pasti tau sendiri di tempat kalian khususnya di Jakarta, entah kalian sedang beli bakso/ belanja/ ke supermarket/ bahkan juga tetangga kalian, kebanyakan dari mereka bukan berasal dari tempat itu. Untuk kalian yang sudah hidup di Kota, kalian benar-benar beruntung. Kalian tidak perlu mengalami yang namanya “Merantau”. Kalau kalian tanya ke orang tua kalian “Seperti apa sih susahnya merantau?” Well, butuh kalian harus susah seperti orang tua kalian di masa lalu untuk bisa mengerti.

Gua juga tinggal di kampung, banyak kisah seru di sana. Ya, meskipun serba kecukupan juga. Hidup di Kampung juga ada sisi senangnya juga. Percaya gak percaya, kalo kita punya banyak temen/ akrab dengan seluruh orang-orang disana, semuanya bisa nganggap kita sebagai saudara. Mereka ngga bakal ngeliat kita itu pribumi atau bukan, kalau kita mampu bersosialisai atau juga ramah terhadap mereka, mereka juga bakal merasa sungkan untuk menganggap kita sebagai saudara. Mulai dari hal kecil kalo bertemu saling bertegur sapa, silaturahmi, dan saling peduli.

          Pekerjaan orang-orang kampung biasanya jadi Petani (Padi, karet, kelapa sawit, dll). Kalo gak jadi Petani, ya jadi Buruh pabrik atau juga pergi merantau. Enaknya tinggal di kampung, udaranya juga masih segar, alami, bebas polusi tidur dan kita juga masih bisa melihat pemandangan pepohonan yang hijau. Hidup tenang, aman, nyaman, dan menyenangkan sambil berkumpul bersama orang-orang yang tidak sibuk dengan dirinya masing-masing. Engga ada tuh yang kalau ingin kumpul sambil membawa HP. Setiap ingin kumpul ya, mereka cuma membawa niat untuk bersilaturahmi. Kalau ada masalah/ pertengkaran pasti ada yang membantu untuk menyelesaikan dan mendamaikan. And you know, yang gua bicarain itu sebenarnya sewaktu gua masih kecil bukan di jaman sekarang

Gua ngga tau banyak tentang keadaan di kampung-kampung jaman sekarang ini, tapi yang pasti suasananya begitu berbeda. Untuk suasana keadaan di Kampung gua memang sangat berbeda dengan suasana keadaan sewaktu gua masih SD. Di jaman sekarang ini udah gak ada yang namanya “petak umpet, batu gunung, main gundu, ucing-ucingan”. Ya pasti kalian sudah tau sendiri kenapa permainan legend itu sudah hilang. Bahkan orang-orang di kampung gua pun ngga seramai kayak dulu, ngga tau kenapa padahal orang-orang di kampung gua itu ada banyak. Mungkin mereka sedang sibuk dengan diri mereka masing-masing. 

Di jaman SD gua dulu mau orang tua, dewasa, anak-anak, setiap sore kemana lagi kalo bukan ke lapangan untuk bermain bola. Hampir bisa dibilang satu kampung yang pergi ke lapangan hanya untuk bermain bola. Karena dulu, lapangan itu adalah ladangnya tempat berkumpul, dan untuk waktu fulltime-nya sudah pasti Adzan Maghrib. Untuk jaman sekarang mah ngga ada lapangan, semuanya dibangun pabrik-pabrik, kalau adapun tidak seramai seperti yang dulu.

“JAMAN NOW”
Di jaman sekarang ini anak-anak kecil sudah terpengaruh oleh gadget. Pulang sekolah gadget, mau main bawa gadget, mau boker juga gadget. Dan di gadget itu pun yang dimainkan apalagi kalau bukan facebook-an, instagram-an, twitter-an, mobile legends. Ngga ada moral yang kebentuk gitu dari diri mereka. Bahkan kalian sendiri pun tahu kalau sudah ada anak SD merokok, pacaran. (Astagfirullah) Gua aja yang udah hidup 18 tahun di dunia ini masih aja men-single dan belom pernah ngisep rokok.

Sebenarnya yang salah itu kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anaknya. Untuk para orang tua, kami tau kalian ingin punya anak yang bisa membanggakan kalian, agama, maupun bangsa. Namun jika kalian malah memanjakan dan memberikan gadget kepada anak kalian yang masih butuh bimbingan dan kasih sayang, itu sama saja seperti kalian menghancurkan generasi penerus bangsa. Indonesia sedang butuh generasi penerus di masa depan nanti, jika moral anak-anak kita saja sudah hilang oleh gadget, pacaran, dan kebodohan, tidak tahu jadi apa Indonesia nantinya.

Gua berharap semoga di tahun 2019 nanti, anak-anak Indonesia dan khususnya anak-anak kampung bisa menjadi orang-orang berkualitas dan bisa membanggakan orang tua, agama, dan juga bangsa. Pokoknya jauh dari kata “Kids jaman now dan generasi micin”. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kalo mau hujat bolehh..

komentar reply